10 August 2019
dilihat 119x
Mobilku.com - Uber dan Lyft telah lama berselisih bahwa aplikasi kendaraan panggilan dapat berpotensi untuk membantu kota dengan memudahkan lalu lintas dan mengurangi kepemilikan mobil pribadi. Dan setiap kali ada sebuah studi yang melawan pernyataan tersebut dengan memberikan efek buruk dari layanan tersebut terhadap kemacetan, kedua perusahaan tersebut merespon dengan meragukan sumber data yang digunakan studi tersebut.
Kali ini datanya berasal dari dalam kedua perusahaan tersebut. Uber dan Lyft meminta konsultan transportasi Fehr & Peers untuk memeriksa total jarak perjalanan yang sudah ditempuh kendaraan mereka (VMT) pada 6 kota di bulan September 2018 dan membandingkan angka tersebut dengan VMT total di masing-masing area pada bulan yang sama. Hasilnya menunjukkan bahwa sembari mereka terlampaui oleh kendaraan pribadi dan komersial, Uber dan Lyft masih bertanggung jawab terhadap sebagian besar efek pada VMT di kota-kota tersebut.
Boston, Chicago, Los Angeles, San Francisco, Seattle, and Washington DC terpilih sebagai 6 kota untuk analisa tersebut. Hasilnya ditampilkan dalam 2 tingkatan: area sekitarnya dan area utama kota tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa Uber dan Lyft berkontribusi 1-3 persen VMT pada area metropolitan yang lebih luas dari setiap kotanya. Namun angka tersebut melonjak pada area utama dari tiap kota tersebut. Seperti di San Fransisco, Uber dan Lyft menyumbang 13.4 persen dari jarak tempuh seluruh kendaraan. Di Boston, 8 persen dan di Washington DC 7.2 persen. Angka ini menunjukkan bahwa dampak yang diberikan Uber dan Lyft melebihi dari perkiraan di beberapa kota.
Meskipun begitu, Uber dan Lyft telah menghadapi kritik tentang polusi dan kemacetan selama bertahun-tahun. Perusahaan tersebut juga telah mencoba merespon dengan berbagai cara termasuk layanan pemakaian scooter dan sepeda, dan juga usahanya untuk menyatukan jadwal dan tiket transportasi publik ke dalam aplikasinya dan program insentif agar pengemudi beralih ke mobil elektrik.
Para ahli transportasi sudah kenyang dengan hal ini. "Seiring dengan bertambahnya Uber dan Lyft pada lalu lintas kota, merugikan miliaran dolar, dan merusak transit, kita harus bertanya pada diri kita sendiri, masalah transportasi apa yang berhasil mereka selesaikan," cuit mantan komisioner transportasi di kota New York, Janette Sadik-Khan. "Data terbaru dari TNC menunjukkan bahwa mereka hanyalah kendaraan sejenis taksi yang memberikan kenyamanan dan harga yang terjangkau, bukan revolusi transportasi seperti yang mereka janjikan."
0 Komentar
Tambah Komentar