Sebab, banyak pejabat yang mengisi data asal-asalan dalam mencantumkan nilai sebuah barang. Nawawi memberikan salah satu contoh, yakni sebuah Toyota Fortuner yang ditulis memiliki nilai Rp6 juta. Padahal, mobil tersebut memiliki harga hingga ratusan juta rupiah, bahkan kondisi bekasnya masih memiliki harga tinggi.