13 January 2020
dilihat 394x
Mobilku.com - Elon Musk memilih negara Jerman untuk membangun pabrik Tesla Gigafactory 4. Perusahaan tersebut berencana akan mempekerjakan sekitar 4.000 orang untuk memproduksi hingga 500.000 unit Model 3 dan Model Y per tahunnya mulai dari tahun 2021. Dengan adanya sebuah pabrik di benua Eropa, Tesla dapat mempercepat penetrasi ke pasar dan menghindari masalah impor dan bea cukai yang menjadi faktor penghambat penjualan.
Tetapi ternyata lokasi dimana Gigafactory 4 akan dibangun terdapat banyak bom dan bahan peledak dari masa Perang Dunia ke-2 yang terkubur di bawah tanah. Karena hal tersebut Tesla dapat membelinya dengan harga yang sangat murah.
Menurut dokumen publik yang disiapkan oleh pemerintahan Brandenburg (wilayah dimana Tesla membeli tanah berukuran 300 hektar), produsen mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut akan membayar 41 juta Euro untuk lahan hutan di pinggiran Berlin. Tesla telah mengakuisisi tempat tersebut dengan harga 13,50 Euro per meter persegi. Harga tersebut hanya sepertiga dari tanah seberang.
Sebagai perbandingan, tanah yang terletak di kawasan industri Freienbrink dihargai 40 euro per meter persegi. Di dekat Freienbrink terdapat pusat bisnis Europark Dreilinden, yang dihargai 310 Euro per meter perseginya. Harga tersebut mencapai 23 kali lipat daripada harga tanah tempat Gigafactory 4 akan berlokasi.
Sisi negatif yang dialami Tesla hanya bahwa sebelum mulai pembangunan pabrik, diperlukan tim khusus untuk pencarian dan penonaktifan bahan peledak. Sisi positifnya adalah bahwa semua biaya akan ditanggung oleh negara Jerman. Pemerintah wilayah Brandenburg dan Tesla telah mencapai kesepakatan tentang pembelian properti tersebut pada bulan Desember kemarin.
Saat ini, ada enam tim pelacak amunisi dan bahan peledak dengan sekitar 80 tentara yang bekerja di area tersebut. Pekerjaannya dimulai pada tanggal 6 Januari dan diperkirakan akan berlangsung sekitar satu minggu. Ketika pekerjaan mereka selesai, penebangan hutan akan dimulai. Pabrik Tesla diharapkan akan memulai konstruksinya tahun ini dan mulai beroperasi pada bulan Juli 2021.
Para ahli memperkirakan bahwa antara 10% dan 30% dari bom yang dijatuhkan di Jerman selama Perang Dunia ke-2 tidak meledak dan operasi untuk menonaktifkannya adalah hal biasa. Di Berlin saja diperkirakan masih ada lebih dari 3.000 artefak Perang Dunia ke-2 yang terkubur di bawah tanah.
0 Komentar
Tambah Komentar