Toyota Motor Corp. menyiapkan sejumlah teknologi yang bisa mendeteksi pengemudi yang ngantuk, capek ataupun lapar. Teknologi yang masih dalam tahap eksperimental ini menggunakan sejumlah kamera sebagai pengumpan data untuk teknologi kecerdasan buatan yang akan menentukan tindakan apa yang harus diambil mobil. Teknologi ini akan menjadi salah satu suguhan Toyota di Tokyo Motor Show 2017.
Manager Toyota Motor Corp. Makoto Okabe mengatakan kepada media bahwa penggunaan kecerdasan buatan berarti mobil bisa memahami kondisi pengemudi seperti manusia dengan menganalisa ekspresi wajahnya, kebiasaan mengemudi dan penggunaan media sosial.
Jadi saat mennyadari pengemudi mulai gelisah, secara otomatis menyesuaikan setelan kursi agar lebih rileks. Atau menggetarkan kursi jika pengemudi terlihat mengantuk. Atau menyemburkan aroma parfum tertentu yang menyegarkan yang dikenal sebagai invigorating. Jika perlu menyarankan pengemudi untuk berhenti sejenak.
Teknologi ini diaplikasikan di mobil mobil konsep bernama Toyota Concept-i. Dalam bahasa Jepang 'i' dibacai 'ai' yang artinya 'cinta'. Harapannya mobil ini akan menjadi teman sejati pengemudi mobil, bukan sekedar sebuah mesin, kata Okabe.
Rencana Toyota, mulai 2020 mulai ujicoba di jalan.
Honda Motor Co. juga memperkenalkan konsep teknologi serupa. NeuV mengukur tingkat stress pengemudi dari ekspresi wajah dan nada suara. Teknologi ini juga mempelajari gaya hidup dan kesukaannya. Sehingga bisa membangun komunikasi yang naturan antara mobil dengan pengemudi, demikian pernyataan Honda.
Mencari solusi mendeteksi pengemudi mengantuk menjadi pekerjaan banyak pihak. Sebelum Toyota dan Honda, Mercedes-Benz juga sudah menawarkan teknologi ini beberapa tahun lalu. Dengan beragam sensor, mobil bisa mendeteksi pengemudi mengantuk atau tidak.
Plessey Semiconductors mengembangkan sensor-sensor yang dipasang di kursi pengemudi yang bisa memonitor perubahan detak jantung. Informasi yang ditangkap sensor di olah dengan algoritma khusus yang dikembangkan perusahaan itu. Saat pola nafas berubah seperti pola nafas orang ngantuk, sistem akan memberi peringatan sebelum pengemudi benar-benar merasa lelah. Perusahaan ini berharap teknologi mereka siap dalam lima tahun kedepan.
Bosch mengembangkan sistem berbasis kamera yang memonitor gerakan kepala dan mata juga postur tubuh, suhu tubuh dan detak jantung
ketika sistem semacam ini digunakan di mobil kemampuan swakemudi, mobil bisa mengambil alih kontrol mobil saat pengemudi ngantuk, bahkan jika perlu menghentikan mobil di tepi jalan. Sebagai tambahan, ada sejumlah sensor dibagian luar mobil yang berfungsi memasok data tentang kondisi lalulintas. Ketika mobil bisa berkomunikasi dengan mobil lain -kemampuan yang akan dimiliki mobil dalam beberapa tahun kedepan- akan mengabarkan agar melakukan antisipasi dan mengambil jarak aman.
Nvdia, pemasok chips komputer untuk Audi, Mercedes, Tesla dan merek-merek lainnya mengembangkan Co-Pilot, perangkat berbasis kecerdasan buatan yang bisa mempelajari perilaku pengemudi dan menentukan apakah gaya mengemudinya normal atau tidak. Sistem ini bisa mempelajari postur, posisi kepala, berapakali kedipan matanya, ekspresi wajah, dan gaya mengemudi serta sejumlah indikator lainnya.