07 August 2019
dilihat 201x
Mobilku.com - Penjualan mobil Jepang di Korea Selatan mengalami penurunan pada bulan Juli yang memperburuk hubungan diplomasi antar kedua negara tersebut yang menyebabkan pemboikotan oleh konsumen dan pengurangan impor dari Jepang oleh Seoul.
Merujuk pada data industri Korea Selatan yang ditunjukkan pada hari Senin, penjualan Toyota Motor di Korea Selatan turun 32% dari tahun sebelumnya. Meskipun para produsen mobil masih menganalisis faktor utama dari penurunan bulan lalu tersebut, para analis dan partisipan industri ini memprediksikan peningkatan kampanye pemboikotan untuk mengurangi permintaan.
Jepang menguatkan kontrol pada bulan Juli terhadap ekspor ke Korea Selatan, memperburuk keadaan dengan bahasan tentang pekerja paksa di masa perang dan memicu boikot oleh konsumen Korea Selatan atas produk dan layanan Jepang, dari mobil, bir dan pena hingga tur. Pada hari Jumat, Jepang menambah ketegangan di antara keduanya dengan melepas Korea Selatan dari daftar tujuan ekspor.
“Jumlah pengunjung showroom berkurang dengan konsumen yang menunda penandatanganan kontrak," ujar salah satu pegawai Honda Korea. Perwakilan Korea Selatan untuk Honda dan Toyota tidak memberikan komentar apapun terhadap data hasil penjualan tersebut dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk menyelidiki alasan dari penurunan tersebut terlebih dahulu. Meskipun begitu, pengamat industri otomotif mengungkapkan bahwa sentimen masyarakat merupakan salah satu faktor dari jatuhnya angka penjualan tersebut. " Masyarakat Korea Selatan marah kepada Jepang... dalam waktu dekat akan menjadi hal yang tabu untuk mengendarai mobil Jepang di Korea," ungkap Kim Pil-soo, seorang profesor teknik otomotif di Daelim University College.
Korea Selatan berencana untuk meningkatkan kecukupan ekonomi mereka secara mandiri dengan memproduksi 100 komponen kunci, material, dan peralatan untuk membuat chip, layar, baterai, mobil dan produk lainnya. Pemerintah menargetkan untuk memasok barang-barang tersebut secara stabil selama 5 tahun ke depan.
Brand fashion Jepang, Uniqlo dan Asahi Super Dry menjadi target dari boikot ini. Terdapat beberapa dampak pada penjualan produk mereka sebagai hasil dari kampanye tersebut.
0 Komentar
Tambah Komentar