Dengan cepat China menyalip negara-negara Skandinavia sebagai pasar mobil listrik terbesar didunia. Kebijakan pemerintah China yang pro konservasi lingkungan hidup memberi lahan subur untuk tumbuh kembangnya industri mobil listrik. Banyak pabrikan lokal maupun global yang mulai menikmati pertumbuhan itu.
Tidak ingin tertinggal, Renault-Nissan semakin serius menggarap pasar mobil listrik dengan menggandeng pemain lokal Dongfeng. Renault dan Nissan masing-masing akan menguasai 25 persen saham perusahaan kongsi. Sementara Dongfeng Motor mengambil sisanya. Perusahaan patungan itu diberi nama eGT New Energy Automotive. Detail investasi yang dicurahkan ke aliansi itu tidak diungkapkan ke publik.
Perusahaan baru itu nantinya akan merancang mobil listrik baru berbentuk SUV berukuran kecil.
Pabrikan otomotif dunia berpacu mempertaruhkan uangnya di mobil listrik. Regulasi emisi yang semakin ketat sudah mulai dipberlakukan di pasar-pasar utama. Jika tidak bisa memenuhi tuntutan regulasi, maka perusahaan itu akan mendapat sanksi yang tidak sedikit. Mulai tahun depan China juga akan memberlakukan sanksi semacam itu pada perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan batas emisi.
Pekan lalu, Ford secara terbuka mengungkapkan minatnya untuk menjalin kerjasama bisnis dengan Anhui Zotye Automobile untuk memproduksi mobil listrik. Pada Mei Volkswagen Group mendapat persetujuan berkongsi dengan Anhui Jianghuai Automobile Group untuk memproduksi mobil listrik. Daimler dan BMW juga memiliki merek mobil listrik sendiri kerjasama dengan BYD dan Brilliance China Automobile Holdings.