Mobil Bensin Akan Punah Dari Eropa?
08 May 2019
Mobilku.com - Meskipun dikenal sebagai negara yang kental dengan budaya bersepeda, tingkat polusi di Belanda lebih tinggi dari standar Eropa. Penyebab utamanya, kepadatan lalulintas. Terutama di dua kota utama, Amsterdam dan Rotterdam. Kementrian Kesehatan negara itu sudah memberi peringatan. Tingkat polusi udara sampai taraf memperpendek usia harapan hidup.
Merespon ancaman itu, Pemerintah kota Amsterdam meluncurkan program untuk mengganti semua kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel dengan kendaraan bebas emisi seperti mobil listrik dan hidrogen, mulai 2020.
Langkah pertama dengan melarang mobil diesel yang dibuat sebelum 2005 beroperasi. Subsidi dan izin parkir khusus akan diterapkan sebagai insentif agar warga kota berpindah menggunakan mobil ramah lingkungan. Amsterdam akan memperluas pelarangan hingga pada 2030 untuk seluruh mobil internal combustion engine.
Beberapa kota besar Eropa seperti Madrid juga memberlakukan larangan serupa. Ibukota Spanyol ini melarang mobil bensin buatan tahun 2000 kebawah dan diesel buatan sebelum 2006 beroperasi. Beberapa kota besar lainnya masih kesulitan menerapkan pelarangan. Athena misalnya. Tahun 2011 mencabut larangan terhadap mobil diesel. Padahal aturan itu sudah berlaku 10 tahun. Krisis ekonomi saat itu menyulitkan pemerintah kota untuk menegakkan aturan.
Di Inggris targetnya lebih ambisius. Skalanya bukan kota lagi, tapi seluruh negeri. Targetnya 2050, zero emission. Untuk mencapai target itu, sejumlah pihak mendorong agar pemerintah memberlakukan undang-undang yang memiliki sifat mengikat.
Menggapai target itu sangat menantang, kata Komite Perubahan Cuaca Inggris. Butuh investasi miliar-an poundsterling dan mempengaruhi gaya hidup warganegara hingga ke meja makan mereka.
Menurut Komite itu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target tahun 2050.
Pertama, menghentikan penjualan mobil bensin dan diesel. Idealnya mulai 2030 dan paling telat 2035.
Kedua, meningkatkan produksi listrik dari angin, matahari dan nuklir hingga empat kali. Juga produksi baterai untuk menyimpan listrik itu serta membangun interkoneksi dengan daratan Eropa untuk berbagi beban.
Ketiga, membuat rumah dan perangkatnya sangat-sangat efisien.
Ke-empat, mengurangi konsumsi produk-produk daging dan susu hingga 20 persen. Selanjutnya mengubah 15 persen lahan peternakan menjadi kebun tanaman biofuel.
Langkah kelima adalah menanam 1,5 miliar pohon hingga 2050. Atau setara dengan menghutankan kembali lahan seluas 150 kali lapangan bola setiap hari. (*)