Induk perusahaan Volvo, Zhejiang Geely Holding Group resmi menguasai perusahaan start up Terrafugia yang fokus mengembangkan mobil terbang.
Terrafugia didirikan lebih dari satu dekade lalu oleh insinyur brilian dari MIT. Mereka berhasil melahirkan sejumlah prototipe yang berfungsi sepenuhnyanya. Mereka manargetkan bisa memproduksi mobil terbang pada 2019 dan mobil terbang yang bisa lepas landas/mendarat secara vertikal pada 2023.
Kabar pembelian perusahaan ini pertamakali terdengar pada Juli lalu ketika South China Morning Post mengabarkan bahwa Zhejiang Geely Holding Group Co. mempertimbangkan menggabungkan Terrafugia dalam protofolionya. Saat itu tidak ada komentar resmi dari kedua perusahaan. Hingga kemarin, Senin (13/11) waktu setempat kedua perusahaan mengeluarkan pernyataan bersama tentang kesepakatan mereka untuk bersama-sama membuat mobil terbang menjadi nyata.
"Ini sangat sektor yang sangat menarik dan kami yakin bahwa Terrafugia berada di posisi ideal untuk merubah mobilitas seperti yang kita pahami sekarang dan mendorong pengembangan industri baru, " kata pendiri dan chairman Geely, Li Shufu.
mobil pertama buatan Terrafugia yang bisa terbang diberi nama Transition. Diperkenalkan 2009 dan mendapat approval dari US National Highway Traffic Safety Administration pada tahun 2012 sehingga tidak melanggar hukum jika digunakan dijalan umum. Terrafugia bahbkan mendapat pesanan beberapa unit mobil terbang seharga USD 279 ribu. Prototipe Terrafugia kedua adalah TF=X yang dilengkapi dengan sepasang baling-baling yang diposisikan miring sehingga bisa terbang dan mendarat vertikal sepereti helikopter. Teknologi VTOL (Vertical Take Off and Landing) ini yang dianggap sebagai pondasi untuk membangun industri aerial taxi. Wahana ini akan menggunakan tenaga listrik, sehingga tidak ada deru dan rendah emisi polutan.
Keputusan Geely ini tentu akan membuat banyak orang bertanya-tanya. Karena membuat mobil terbang tidak mudah. Apalagi melahirkan sistem transportasi berbasis mobil yang melayang-layang diatas langit kota.