25 November 2019
dilihat 599x
Mobilku.com - Film Ford vs Ferrari menceritakan salah satu kisah terseru tentang dunia otomotif. Ford berusaha mengakuisisi Ferrari pada tahun 1963, memicu perseteruan selama hampir satu dekade antara Henry Ford II dan Enzo Ferrari. Film ini menceritakan sebuah kesepakatan bisnis yang gagal, serta reaksi dari pemilik pabrik otomotif raksasa yang egois dan keras kepala. Henry Ford II rela menghabiskan banyak uang dan mempekerjakan banyak insinyur untuk membalas dendam harga dirinya.
Pada tahun 1962, penjualan mobil Ford mengalami penurunan besar karena produk gagal seperti Edsel dan semakin populernya produk saingan dari GM dan Chrysler. CEO Henry Ford II dengan putus asa mencari cara untuk mengubah keadaan. Para eksekutif perusahaan meyakinkan Henry Ford II bahwa jawabannya adalah mobil sport.
Namun, ada satu masalah yaitu Ford tidak memiliki mobil sport dalam armadanya, dan tidak ada rencana untuk membangunnya (Ford Mustang yang legendaris masih beberapa tahun sebelum diproduksi). Maka dari itu, diputuskan bahwa cara paling cepat adalah dengan membeli suatu perusahaan mobil sport dan saat itulah muncul ide untuk membeli Ferrari.
Pada musim semi tahun 1963, setelah lama negosiasi, sebuah perjanjian tampaknya sudah hampir final. Ford akan membayar $ 10 juta kepada Enzo Ferrari untuk perusahaannya dan semua asetnya. Enzo seharusnya bersemangat untuk membuat kesepakatan dengan Ford karena langkah tersebut akan membebaskannya dari beban menjalankan perusahaan tersebut sehari-hari.
Tak disangka Ferrari ternyata menolak keras penawaran dari Ford karena Enzo tidak mau melepaskan semua kendali atas perusahaan yang dimilikinya. Dia memberi tahu perwakilan Ford bahwa dia tidak akan pernah menjual berdasarkan persyaratan tersebut dan berkata bahwa dia tidak akan menjual Ferrari kepada perusahaan jelek yang membuat mobil jelek di pabrik jelek.
Demi balas dendam, Henry Ford II (cucu dari pembuat mobil terbesar di Amerika) mempekerjakan mantan pembalap sekaligus insinyur Carroll Shelby (diperankan oleh Matt Damon) untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk membangun mobil yang akan mengalahkan Ferrari di kompetisi paling bergengsi di dunia (24 Hours of Le Mans).
Shelby membawa Ken Miles (diperankan oleh Christian Bale) sebagai pembalap terbaik yang dia kenal untuk membantu mengembangkan mobil dan menjadi pembalapnya. Hasilnya adalah sebuah mobil sport barnama Ford GT40 yang memenangkan kompetisi tersebut di posisi pertama, kedua, dan ketiga di Le Mans pada tahun 1966 (kemudian menang lagi pada tahun 1967, 1968, dan 1969).
Ford menyapu podium di Le Mans karena mobil-mobil Ferrari semuanya mogok. Tidak hanya kecepatan dari sebuah mobil yang membuat kompetisi 24 Hours of Le Mans begitu hebat, tetapi aspek daya tahan dari sebuah mobil juga sama pentingnya. Tim Ford menggunakan dinamometer untuk mengatasi aspek daya tahan mobil. Praktek ini sudah menjadi standar di era modern, tetapi hal ini merupakan langkah yang revolusioner di tahun 1960an. Tim eksperimental Ford menjalankan mesin mobilnya selama 24 hingga 48 jam pada dinamometer untuk menciptakan kondisi mesin yang akan dihadapi selama balapan secara virtual sehingga tidak akan rusak sebelum garis finish.
0 Komentar
Tambah Komentar