Tidak lama lagi uang kertas akan menjadi sejarah, kata Evan Sohn, entrepreneur teknologi kepada laman CNBC akhir pekan lalu. Co-founder of the Sohn Conference Foundation ini menilai semakin banyak orang yang beralih memilih pembayaran non tunai. Meskipun saat ini pembayaran dengan uang kertas maupun koin masih menjadii pilihan utama, namun proses demononeterisasi sudah berlangsung.
Dalam sebuah konferensi di London, Inggris, Sohn menceritakan beberapa restoran pun mulai melakukan pembayaran secara digital. "Jika Anda makan di sini, Anda harus mendownload aplikasi dan melakukan pembayaran secara elektronik. Jadi tidak ada uang tunai di sini, juga tidak ada cek," ujarnya.
Data dari World Payments Report 2017, volume transaksi non tunai secara global naik 11,2% dari tahun 2014 ke tahun 2015, yaitu mencapai $ 433,1 miliar. Merupakan pertumbuhan tertinggi dalam satu dekade ini. Pendorong pertumbuhan adalah negara-negara berkembang di Asia dimana transanksi tunai tumbuh 43,4 persen. Sementara nnegara maju tumbuh 32,1 persen.
Menurut Sohn bitcoin, kartu kredit/debit akan menjadi pengganti uang koin/kertas.
Berdasarkan data tahun 2015, ditingkat global transaksi tunai didominasi kartu debit sebanyak 46,7 persen dari total. Disusul kartu kredit (19.5 persen). Cek adalah satu-satunya alat pembayaran non tunai yang mengalami pertumbuhan negatif. namun dalam laporan itu disebutkan meskipun uang koin/kertas akan hilang, namun masih akan bertahan dalam jangka panjang.
Di Indonesia gerakan pembayaran nontunai sudah dicanangkan sejak 2014 namun adopsi masyarakat lamban. Ketika PT Jasa Marga, pengelola jalan tol nasional memutuskan mulai 31 Oktober semua tol hanya melayani transaksi non-tunai, pengguna transaksi cashless ini meningkat cepat dan masyarakat semakin menyadari keuntungan penggunaan metode pembayaran seperti ini.