Mobilku.com - Xiaomi diketahui sedang mempersiapkan sebuah EV performa tinggi dari SU7 yang diberi nama SU7 Ultra.&nbsp; Meski belum diluncurkan, mobil ini sudah dilakukan serangkaian uji coba. Salah satunya dengan mencoba memecahkan sebuah rekor lap tercepat di sirkuit legendaris Nurburgring Nordsleife. Xiaomi SU7 Ultra tercatat berhasil memecahkan rekor mobil empat pintu tercepat di sirkuit tersebut. Mobil listrik performa tinggi ini berhasil mengitari sirkuit sepanjang 20 Km ini dalam catatan waktu 6 menit, 46 detik. Untuk bisa mendapat rekor lap waktu tercepat ini, Xiaomi harus melakukan kerja yang cukup keras. Saat melakukan pemecahan rekor ini pada pertengahan hingga akhir Oktober, kondisi cuaca memang sedang kurang menentu karena memasuki musim gugur di Eropa. Pemecahan rekor ini sempat tertunda beberapa hari karena cuaca yang berubah secara tiba-tiba. Dan setelah beberapa kali tertunda, mereka akhirnya bisa melakukan pemecahan rekor lap di Nurburgring pada 28 Oktober siang waktu setempat. Saat pencatatan rekor lap tercepat untuk mobil empat ini, Xiaomi menggunakan pembalap David Pittard di balik kemudi mobil ini. Ia merupakan pembalap yang menjadi pemenang 24 Hours of Nurburgring edisi tahun ini. CEO Xiaomi, Lei Jun menyebut SU7 Ultra berhasil menjadi mobil listrik yang kencang dan siap mengawali era baru mobil performa tinggi berbasis teknologi elektrifikasi. Xiaomi SU7 Ultra dibekali dengan motor listrik yang setara dengan mesin V8 yang bisa menghasilkan tenaga hingga 1.526 Hp. Mobil ini bahkan diklaim mampu berakselerasi 0 hingga 100 km/jam hanya dalam 1,97 detik. Xiaomi sendiri mentargetkan SU7 Ultra bisa segera diluncurkan pada semester pertama tahun 2025 mendatang.

Xiaomi diketahui sedang mempersiapkan sebuah EV performa tinggi dari SU7 yang diberi nama SU7 Ultra.&nbsp;Meski belum diluncurkan, mobil ini sudah dilakukan serangkaian uji coba. Salah satunya dengan mencoba memecahkan sebuah rekor lap tercepat di sirkuit legendaris Nurburgring Nordsleife.

Xiaomi SU7 Ultra Pecahkan Rekor Mobil Tercepat Yang Pernah Diuji Di Sirkuit Nurburgring

Mobilku.com - Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia telah mendengar pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengenai pembatasan BBM subsidi untuk ojol yang belum final. Meski demikian, mereka tetap akan memantau perkembangannya. Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, jika ojol benar-benar dilarang isi BBM subsidi, maka pihaknya tetap akan melakukan aksi besar-besaran di jalanan. Bukan hanya itu, dia memastikan, ada mogok kerja secara nasional. "Apapun finalnya, jika subsidi BBM bagi ojol dicabut dengan alasan apapun, tetap akan kami lawan dan kami pastikan akan terjadi gelombang unjuk rasa maupun mogok kerja nasional di berbagai daerah di seluruh Indonesia," ujar Igun Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia merespons kecaman publik soal ojek online (ojol) tak masuk kriteria penerima subsidi BBM. Dia menegaskan, rencana tersebut masih dalam tahap pematangan alias belum final. Bahlil memastikan, dia sudah melaporkan skema penyaluran subsidi energi kepada Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya penyaluran dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). Kini, dia masih menunggu data keluarga penerima subsidi energi baik listrik dan BBM yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam BLT tersebut katanya sudah mencakup subsidi listrik dan BBM.

Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia telah mendengar pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengenai pembatasan BBM subsidi untuk ojol yang belum final. Meski demikian, mereka tetap akan memantau perkembangannya.

Komunitas Ojol Akan Gelar Aksi Besar-Besaran Jika Tidak Boleh Beli BBM Subsidi

Mobilku.com - Wuling sepertinya akan menambah lini mobil listriknya di pasar Indonesia. Kabarnya, akan ada SUV bertenaga listrik baru dari Wuling sudah terdaftar di Indonesia. Di China, SAIC-GM-Wuling memiliki beragam model mobil listrik. Sedangkan di Indonesia, Wuling baru menjual tiga mobil listrik yaitu Wuling Air ev, Wuling BinguoEV dan Wuling Cloud EV. Sepertinya mobil listrik Wuling di Indonesia akan bertambah lagi. Buktinya, Wuling baru saja mendaftarkan desain mobil listrik berbentuk SUV di Indonesia.&nbsp; Desain SUV listrik Wuling itu terdaftar di Berita Resmi Desain Industri No. 68/DI/2024 yang dirilis Direktorat Hak Cipta dan Design Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Dalam dokumen itu, tampak ada sebuah desain SUV yang didaftarkan oleh SAIC GM WULING AUTOMOBILE CO., LTD yang beralamat di China. Desain mobil itu identik dengan SUV lima tempat duduk Wuling di China yang dijual dengan nama Baojun Yunhai. Di negara asalnya, Baojun Yunhai ditawarkan sebagai SUV listrik. Mobil ini memiliki dimensi panjang 4.541 mm, lebar 1.880 mm dan tinggi 1.608 mm. SUV listrik terbaru Wuling ini memiliki jarak sumbu roda 2.750 mm. Baojun Yunhai versi EV memiliki area tertutup yang lebih besar dan terdapat panel trim hitam di bawah lampu depan sebagai dekorasi. Lampu utamanya menyerupai angka '7'. Dari samping, mobil ini mengadopsi gagang pintu tradisional. Mobil ini akan dilengkapi dengan motor listrik 150 kW model TZ210XS2F0 dan paket baterai lithium iron phosphate. Baojun Yunhai diklaim bisa dipacu hingga 170 km/jam. Baojun Yunhai disebut akan menjadi SUV pintar dengan daya jangkau yang jauh. Mobil ini memiliki sistem ADAS berkat adanya Lidar dan kamera. Diklaim, mobil listrik ini bisa menjangkau jarak hingga 600 km.

​Wuling sepertinya akan menambah lini mobil listriknya di pasar Indonesia. Kabarnya, akan ada SUV bertenaga listrik baru dari Wuling sudah terdaftar di Indonesia.

Wuling Kedapatan Daftarkan Mobil Listrik Baru Yang Siap Masuk Indonesia

Mobilku.com - Pasar motor listrik Indonesia semakin ramai dengan sejumlah brand baru yang hadir. Aletra menjadi salah satu brand baru yang meluncur di Tanah Air, pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024.&nbsp; Aletra hadir dengan membawa MPV listrik L8 EV berkapasitas 7 penumpang yang akan menjadi penantang utama BYD M6. Bahkan, L8 EV diklaim hadir sesuai dengan keinginan orang Indonesia terhadap mobil MPV 7 penumpang.&nbsp; Andre Jodjana, CEO Aletra mengungkapkan L8 EV sudah dirakit di Indonesia serta pusat riset dan pengembangannya dilakukan di Tanah Air. Sehingga disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan orang Indonesia.&nbsp; "Mereknya Indonesia. Aletra ini karena kita ikut tercampur dalam RnD-nya, memindahkan setir dari kiri ke kanan, beberapa fiturnya kita aktif dan dia setuju," kata Andre kepada wartawan di Tangerang, Minggu (1/12/2024).&nbsp; Andre mengungkapkan saat ini seluruh komponen Aletra L8 EV masih diimpor dari China. Sebab, ini merupakan brand khusus Indonesia yang berada di bawah naungan Geely Holding Group Company. "Geely kan banyak sekali sister company-nya, salah satunya Livan Auto.&nbsp; Livan Auto berkerja sama dengan kita dan kita rakit di Indonesia. Langkah pertama kita rakit dulu, karena 'know how'-nya kita belum kuat ya. Kita rakit di pabriknya pak Jongkie, Handal," ujarnya. Kendati begitu, Andre memastikan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) L8 EV sudah berada di atas 40 persen. Ia mengatakan saat ini sedang melakukan proses penghitungan.

​Pasar motor listrik Indonesia semakin ramai dengan sejumlah brand baru yang hadir. Aletra menjadi salah satu brand baru yang meluncur di Tanah Air, pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024.&nbsp;

Aletra EV Brand Indonesia Dengan Komponen Impor Dari China

Mobilku.com - Persyaratan 'lisensi mobil sport' pertama di dunia kabarnya telah mulai dilakukan di Australia.&nbsp;Kasus ini bermula ketika seorang pria asal Australia Selatan terkena tilang saat mengendarakan Lamborghini Huracana miliknya. Menurut laporan media Australia, seorang polisi lalu lintas melihat sebuah Huracan tanpa plat lisensi khusus. Untuk mobil supercar, Australia akan mengeluarkan plat nomor bertanda khusus untuk menandai bahwa mobil tersebut masuk dalam kategori Ultra High-Powered Vehicle (UHPV). Sejak tanggal 1 Desember 2024, semua pengemudi Australia yang menggunakan UHPV, harus memiliki sim khusus kelas U yang dapat diperoleh dengan mengikuti test atau pelatihan khusus. Untuk mengikut pelatihan tersebut, pengemudi harus meluangkan waktu sekitar satu jam dan membayar biaya sebear $61. Pengemudi juga diharuskan membayar $20 untuk penggantian SIM standar mereka. Hukuman maksimum untuk mengemudikan UHPV tanpa memegang SIM kelas U adalah sebeasr $2500 untuk pelanggaran pertama, dengan pelanggaran berikutnya mengakibatkan hukuman penjara selama satu tahun. Sayangnya bagi pengemudi Lamborghini ini, mereka telah menjadi contoh setelah menjadi orang pertama yang tertangkap mengemudikan UHPV tanpa SIM kelas U.&nbsp;Pria berusia 36 tahun itu diberi surat tilang karena mengemudikan SIM yang telah kadarluwarsa untuk kelas kendaraan yang dikendarainya. Ratusan kendaraan di pasar Australia memenuhi kriteria di atas batas daya terhadap berat, mulai dari Ford Mustang R-Spec supercharged di kisaran harga terendah hingga semua model Ferrari, Lamborghini, dan McLaren. Kendaraan yang dimodifikasi juga dianggap sebagai UHPV jika memiliki rasio daya terhadap berat sebesar 276 kW/ton atau lebih. Menurut Pemerintah Australia Selatan, pengemudi bertanggung jawab untuk mengetahui apakah mereka mengendarai UHPV. Perubahan undang-undang keselamatan jalan Australia Selatan terjadi akibat kasus kematian seorang remaja yang meninggal pada tahun 2019. Remaja tersebut diketahui ditabrak oleh Lamborghini Huracan saat sedang berjalan.

​Persyaratan 'lisensi mobil sport' pertama di dunia kabarnya telah mulai dilakukan di Australia.&nbsp;Kasus ini bermula ketika seorang pria asal Australia Selatan terkena tilang saat mengendarakan Lamborghini Huracana miliknya

Pemerintah Australia Keluarkan SIM Khusus Untuk Pengguna Supercar

Mobilku.com - Pada kunjungannya ke pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan diri mengunjungi beberapa booth otomotif.&nbsp;Selain melihat-lihat produk dan teknologi terbaru, kesempatan ini juga dimanfaatkannya untuk berbincang dengan pemimpin dan/atau direksi perusahaan terkait secara langsung, salah satunya BYD.&nbsp; Menariknya, sesaat disambut oleh General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang, Airlangga langsung mengajukan pertanyaan terhadap raksasa otomotif asal China tersebut, yaitu mengenai realisasi komitmen di Indonesia. Mengingat, BYD merupakan produsen kendaraan bermotor yang mendapatkan sejumlah insentif atau kemudahan pemerintah dalam mengembangkan sayap bisnisnya ke Tanah Air. Beberapa diantaranya, pembebasan tarif bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). “Jadi buat pabrik atau tidak? Jangan hanya untuk dalam negeri, tapi juga harus ekspor. Kalau tidak ekspor, status special economic zones (Kawasan Ekonomi Khusus/KEK) untuk BYD akan saya cabut ni,” kata Airlangga saat mengunjungi booth BYD, ICE BSD City, Tangerang, Minggu (1/12/2024). Menanggapi pertanyaan spontan itu, Liu memastikan bahwa fasilitas yang dimaksudkan akan selesai di akhir 2025 dan segera beroperasi pada tahun yang sama. Saat ini, pabrik BYD yang berlokasi di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat sedang tahap persiapan. Liu juga mengungkapkan bahwa fasilitas seluas 106 hektar itu nantinya tak hanya difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik tetapi juga untuk ekspor, sejalan dengan arahan pemerintah. Sayangnya ia masih belum dapat menjelaskan secara rinci produk-produk apa saja yang akan dirakit lokal dalam fase pertamanya. Diketahui, BYD telah menyatakan komitmennya untuk menginvestasikan hingga Rp 11,7 triliun untuk pendirian fasilitas pabrik perakitan mobil listrik di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai salah satu basis produksinya. Adapun fasilitas manufaktur dari BYD ini, disebut memiliki kapasitas 150.000 unit per tahun. Perusahaan menargetkan aktivitas produksi perdana dimulai dua tahun ke depan sejak resmi berjualan atau secepat-cepatnya akhir 2025.

Pada kunjungannya ke pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan diri mengunjungi beberapa booth otomotif.&nbsp;Selain melihat-lihat produk dan teknologi terbaru, kesempatan ini juga dimanfaatkannya untuk berbincang dengan pemimpin dan/atau direksi perusahaan terkait secara langsung, salah satunya BYD.&nbsp;