https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/dac3f184-482e-4856-9833-1a45dcb846b0.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/dac3f184-482e-4856-9833-1a45dcb846b0.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/dac3f184-482e-4856-9833-1a45dcb846b0.jpeg

Tes Gula Darah Tanpa Darah

15 November 2016

dilihat 91x

Metode tes gula darah yang ada sekarang dilakukan dengan mengambil sampel darah. proses pengambilan darah bagi sebagian orang dirasakan mengerikan dan menyakitkan karena menggunakan jarum untuk menusuk ujung jari.



Sebuah peneliitan di Universitas Oxford akan menggantikan metode itu. Untuk mengetahui kadar gula darah, pasien cukup meniupkan udara kedalam perangkat breathanlyzer yang bisa dipakai berulang-ulang.

Metode ini memanfaatkan hasil penelitian sebelumnya. Sudah berkali-kali diteliti bahwa terjadi peningkatan aseton dalam hembusan nafas penderita diabetes. Hal itu bisa dijadikan indikator untuk pemeriksaan. Selain Aseton, ada senyawa lain dalam nafas manusia. Jadi mengisolasi dan menganalisa aseton saja tidaklah mudah. cukup rumit. Salah satu metode yang bisa dilakukan dengan menggunakan spektrometer massa yang alatnya besar dan mahal.

Nah, Universitas Oxford bisa mengembangkan alat yang bisa digenggam sehingga bisa digunakan di klinik dokter. Alat ini masih dalam tahap prototipe.

Alat ini menggunakan polimer penyerap untuk menangkap aseton yang dihembuskan. Selanjutnya Aseton dikirim ke rongga optik. Disana ada perangkat laser inframerah yang bisa mengukur berapa kandungan aseton dalam nafas. Jika angkanya cukup tinggi untuk mengidikasikan sebagai penderita diabetes, maka penggunanya akan diberi pemberitahuan. Dalam pengujian di laboratorium, pembacaan alat ini sama dengan pembacaan melalui spektrometer massa.

Jurnal penelitian ini diterbitkan di Jounal Analytical Chemistry.

Penelitian serupa dilakukan Universitas Cambridge. Sama-sama memanfaatkan hembusan nafas pasien. Bedanya yang diukur adalah kandungan isoprene.

0 Komentar


Tambah Komentar