https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e10aca39-e485-4e36-b7c3-09f60795288e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e10aca39-e485-4e36-b7c3-09f60795288e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e10aca39-e485-4e36-b7c3-09f60795288e.jpeg

Teknologi 3D printing Untuk Korset

16 November 2016

dilihat 98x

Scolisosis adalah kelaian tulang belakang yang bengkok. Dokter menerapi dengan menggunakan korset khusus agar posisi tulang belakang bisa kembali ke poisisi yang benar. Biasanya untuk membuat korset ini, plaster mold dilaburkan di tubuh pasien untuk membuat cetakan. Proses yang merepotkan itu kini bisa dipangkas dengan penggunaan teknologi 3D printing.



Lelio Leoncini dokter rehab medik dari Italia memulai penggunaan 3D printing untuk membuat orthopedic corsets sejak 2014.

Dia kemudian bergabung dengan WASPmedical bagian dari WASP (World's Advanced Saving Project) 3D printing development group. Dia menggunakan Delta WASP 40 70 printer untuk meneruskan risetnya dalam skala besar.

Menurut Leoncini, ada sejumlah keuntungan menggunakan metode baru ini. Yang pertama, karena model komputer untuk korset dibuat dari scan 3D tubuh pasien, maka tidak perlu lagi penggunaan plester pada tubuh pasien. Selain itu, korset juga lebih presisi dan lebih nyaman dipakai. Keuntungan lain, proses pembuatannya lebih cepat dan lebih efisien dari segi biaya daripada corset handmade yang umum dipakai sekarang. Selanjutnya, desain selalu bisa di sesuaikan setelah model awal dibuat.

Namun Leoncini belum mengabarkan kapan korset semacam ini akan dipasarkan.

Penggunaan 3D printing di bidang kesehatan sudah dilakukan startup asal Mexico Mediprint yang sudah membuat cetakan tangan dan kaki.

0 Komentar


Tambah Komentar