Sisi kelam perangkat bernama drone terungkap paska konflik Armenia dan Azerbaijan. Kementrian Pertahanan Armenia menuding lawannya Azerbaijan menggunakan suicide drone buatan Israel. Drone bermuatan peledak ini diterbangkan ke arah target dan kemudian menabrakkannya. Drone ini seperti menggantikan fungsi peluru kendali. Kepada media, kementrian Pertahanan Armenia menuding, drone itu ditabrakkan ke sebuah bus yang membawa tentara Armenia. Ledakan yang tercipta menyebabkan 7 orang tentara tewas.
Drone yang dikenal dengan nama Harop bisa dikontrol dari jauh oleh pilot di darat. Bisa juga mencari target dengan teknologi radar atau gelombang radio. Drone ini diterbangkan dari belakang pickup dan bisa terbang hingga 600 miles sebelum menabrak target.
Kisah tentang Harop juga diungkapkan situs The Telegraph yang mengungkapkan informasi dari video yang dirilis kelompok pro-Azerbaijan. Dari video itu terlihat drone bergerak melayang membuntuti bus namun ketika benturan terjadi tidak ditayangkan di video itu.
Menurut Washington Post, Harop menjual drone ini kepada India dan Azerbaijan, bekas negara satelit Uni Soviet yang terletak di kawasan Laut Hitam dan berbatasan dengan Turki, Iran dan Armenia. Harop tidak mengungkapkan kepada negara mana lagi perangkat itu di jual. Israeli Aeropspace dalam rilisnya mengatakan perangkat itu punya potensi penjualan yang cukup baik.