https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/650dfe31-1c58-4229-8b9f-022b538a3a53.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/650dfe31-1c58-4229-8b9f-022b538a3a53.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/650dfe31-1c58-4229-8b9f-022b538a3a53.jpeg

Setelah Bekasi, Giliran Russia

24 March 2015

dilihat 81x

General Motors menutup pabriknya di St. Petersburg, Russia mulai pertengahan tahun ini, menyusul langkah serupa yang dilakukan di Bekasi, Indonesia. Brand Jerman, Opel yang merupakan anak perusahaan GM juga memutuskan untuk berhenti menjual mobil di Russia mulai akhir tahun ini.



Langkah ini dibuat berdasarkan strategi baru GM untuk menarik diri dari negara-negara yang tidak menunjukkan prospek bagus dalam jangka panjang. “Perubahan dalam model bisnis di Russia adalah bagian dari strategi global untuk memastikan kelangsungan jangka panjang di pasar-pasar dimana kami beroperasi,” kata Dan Ammann, Presiden GM. “Keputusan ini untuk menghindari investasi besar di pasar-pasar yang memiliki prospek jangka panjang yang sangat menantang.”

GM rupanya sudah habis kesabarannya di negara yang pernah digadang-gadang menjadi salah pasar dengan pertumbuhan terbesar. Saat peletakan batu pertama perluasan pabrik St. Petersburg tahun 2012, Tim Lee yang saat itu GM International Operations mengatakan, “Saya akan meletakkan Russia satu nafas dengan China” dalam kontek pertumbuhan volume penjualan. China adalah mesin pertumbuhan bisnis GM di luar AS.
Namun ekonomi Russia mulai melambat sejak menganeksasi Crimea dalam konflik Ukraina. Kombinasi sanksi ekonomi dan turunnya harga minyak –ekspor utama Russia- membuat ekonomi Beruang Merah meriang.

Perusahaan kongsi GM, Autovaz tetap melanjutkan produksi Chevrolet Niva. Cadillac juga akan tetap berkompetisi di segmen mobil mewah dengan meluncurkan beberap model dalam tahun-tahun depan. GM dan Opel juga menjami ketersediaan spare parts untuk mobil-mobil yang mereka produksi.

GM sudah tidak sabar meraih untung dari bisnisnya di Eropa yang tiap tahun merugi sejak 1999. Target GM adalah menguasai 8 persen pangsa pasar. Dua bulan pertama mereka menguasai 6.5%. Inflasi tinggi semakin membenamkan daya beli. HIS Automotive memprediksi penjualan mobil di Russia bakal turun hingga 27%.

Kabar dari Russia itu jadi berita buruk bagi yang lain. Saham Ford langsung menukik. Presiden Ford Eropa, Jim Farley mengakui ekonomi kawasan itu kini rapuh. Namun Ford tetap berkomitmen untuk bertahan dalam jangka panjang karena negara itu memiliki kelas menengah yang kuat. Tahun lalu pasar otomotif Russia tercatat 2.5 juta unit dan diperkirakan tidak banyak berubah tahun ini.

0 Komentar


Tambah Komentar