Fingerprint scanners sekarang jadi fitur popular di ponsel. Tidak terbatas ponsel papan atas saja. Tapi menyebar ke varian kelas menengah. Perkembanganya juga cukup pesat . Berikut beberapa teknologi yang dipakai pada fingerprint sensor dan perbedaannya dimana.
Yang paling tua adalah optical fingerprint scanner. Prinsip dasarnya adalah medapatkan citra optikal dari sidik jari. Anggap saja seperti mengambil foto sidik jari. Dengan menggunakan algoritma tertentu, pola unik sidik jari dikenali dan direkam.
Scanner ini memiliki sejumlah diode. Jumlah per inch harus cukup banyak untuk mendapatkan gambar detail sidik jari. Selain diode, masih dibutuhkan sumber cahaya, yaitu LED. Karena desain semacam ini, fingerprint sensor ini cenderung berukurang besar, padahal tuntutan ponsel harus tipis.
Kelemahan lain sistem ini, mudah ditembus penyusup. Dengan menggunakan tiruan sidik jari sesorang yang ditempelkan pada prothestic, sudah bisa menipu sensor ini.
Dengan kekurangan seperti, sensor ini bukan pilihan popular produsen ponsel. Sekarang sulit mendapatkan ponsel dengan teknologi ini.
Yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah fingerprint dengan capacitive scanner. Teknologi ini memanfaatkan sifat alami kapasitor, yaitu mampu menyimpan arus listrik. Capacitive scanner disusun dari barisan kapasitor mikro yang bertugas mengumpulkan data sidik jari. Kapasitor ini dihubungkan dengan plat konduktif di permukaan scanner.
Saat sidik jari ditempel di plat konduktif, permukaan sidik jari yang menonjol/bukit akan mengubah arus listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Sementara permukaan sidik jari yang cekung/lembah menciptakan celah udara, tidak mengubah besar arus listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Dengan begitu, kapasitor bisa dipakai untuk mengenali detail-detail sidik jari. Perubahan ini direkam oleh sirkuit yang kemudian dikirim sistem yang mengubah analog menjadi digital.
Begitu data itu diperoleh, akan dianalisa untuk melihat perbedaan dan tanda-tanda unik sidik jari yang nantinya disimpan untuk perbandingan di kemudian hari. Desain ini lebih sulit dtembus dibandingkan optical scanner. Hasilnya tidak bisa direplikasi. Juga tidak bisa di bohongi dengan prosthetic karena material yang berbeda akan merekam arus listrik yang berbeda pula. Satu-satunya ancama potensial adalah hacking, baik hardware maupun software.
Menciptakan barisan kapasitor mini –jumlahnya bisa ribuan dalam satu scanner, memungkinkan menghasilkan citra yang sangat detail. Karena membutuhkan komponen yang lebih banyak, harga capacitive scanner relatif lebih mahal. Pada masa-masa awal imlementasinya, perusahaan memangkas jumlah kapasitor yang dipakai untuk menekan harga. Efeknya proses pengenalan sidik jari oleh scanner harus dilakukan dengan cara diusap atau ‘swipe scanner’ .
Caranya dengan mengusap scanner dengan kecepatan normal. Pada saat itu banyak keluhan metode ini ribet, karena harus diulang berkali-kali sebelum sistem scanner bisa mendapat data secara benar. Untungnya saat ini, sudah tidak perlu repot lagi, cukup tekan dan tahan, scanner akan memidai seluruh sidik jari dengan sempurna.
Perkembangan teknologi selanjutnya ada di bag.2. http://www.mobilku.com/?p=1002&id=14989