07 June 2024
dilihat 177x
Mobilku.com - CEO Mercedes-Benz, Ola Kaellenius, mengatakan bahwa keputusan mengenai tarif impor kendaraan listrik China yang masuk Uni Eropa sepertinya akan segera disahkan dalam waktu dekat.
Uni Eropa diperkirakan akan menerbitkan daftar awal rencana bea masuk kendaraan listrik China pada bulan Juni. Sebelumnya, para ahli UE telah melakukan penyelidikan untuk memeriksa apakah produsen mobil Tiongkok telah menerima subsidi yang mendistorsi pasar sehingga merugikan produsen mobil UE.
Komisi UE mengatakan mereka telah menemukan “bukti yang cukup” bahwa impor kendaraan listrik dari China telah meningkat sebanyak 14 persen sejak dimulainya penyelidikan. Beberapa kendaraan asal China ini bahkan ada yang menerima subsidi dalam bentuk potongan pajak.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh firma riset independen Rhodium Group, pajak untuk mobil asal China harus berada di kisaran 40 hingga 50 persen agar pabrikan Eropa tidak kehilangan pasarnya di tanah sendiri.
Namun, Komisi UE sedang mempertimbangkan kemungkinan tindakan balasan berdasarkan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang menunjukkan kemungkinan tingkat tarif nya akan berkisar antara 15 dan 30 persen.
Tahun lalu, impor kendaraan listrik UE dari China bernilai 10,6 miliar euro dari semula 1,5 miliar euro pada tahun 2020. Menurut perhitungan, jumlah ini setara dengan 37 persen dari seluruh impor kendaraan listrik ke UE.
Apa Dampaknya Bagi Produsen Mobil Jerman?
Pabrikan mobil Jerman sejatinya sangat bergantung pada pasar China, dengan keras menolak rencana tarif impor UE, mereka tentu takut akan ada pembalasan dari pemerintah China untuk mobil Eropa yang masuk.
BMW, Volkswagen, dan Mercedes-Benz bisa dikatakan sangat bergantung pada pendapatan dari bisnis mereka di China. Volkswagen bahkan memperingatkan bahwa tarif impor umumnya menimbulkan risiko. “Selalu ada semacam pembalasan,” kata Thomas Schäfer, kepala merk Volkswagen.
Ola Kaellenius juga mengatakan bahwa dirinya cukup “sakit kepala” dengan adanya peraturan ini. Dia mengatakan bahwa ada baiknya jika serbuan mobil China ini dihalau menggunakan regulasi bisnis yang saling menguntungkan daripada harus melakukan tindakan defensif yang keras.
0 Komentar
Tambah Komentar