14 August 2024
dilihat 126x
Mobilku.com - Presiden Joko Widodo belum lama ini berbicara mengenai kerugian yang harus ditanggung negara akibat kemacetan lalu lintas di Jabodetabek. Menurutnya, negara bisa kehilangan uang hingga Rp 100 triliun per tahun.
Presiden Jokowi membahas soal pengembangan transportasi massal seperti moda raya terpadu (MRT) yang menghabiskan dana besar. Bahkan, dia menegaskan, pembangunan di sektor tersebut tak bisa berharap untung. Malahan, kata dia, seringnya rugi.
"Kalau MRT per km itu pas baru mulai anggarannya Rp 1,1 triliun. Mungkin bisa bangun, tapi operasionalnya tidak kecil. Karena membangun MRT, LRT dan kereta cepat itu semuanya rugi," ujar Jokowi saat menyampaikan sambutan di IKN Nusantara, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/8).
"Saya berikan contoh, MRT Jakarta setiap tahun keluar Rp 800 M untuk menutup biaya operasional. Dan hitungan saya kalau semua jalur selesai, APBD harus keluar Rp 4 triliun," tambahnya.
Meski demikian, pemerintah tetap memilih membangun MRT dan LRT di Jabodetabek. Sebab, pembangunan infrastruktur kendaraan umum lebih baik ketimbang negara harus rugi akibat kemacetan lalu lintas.
"Tapi yang bapak-ibu harus tahu, kalau nggak ada MRT/LRT/kereta cepat kita kehilangan setiap tahun Rp 65 triliun karena macet. Jabodetabek mungkin sudah di atas Rp 100 triliun. Pilih mana, mending dibelikan LRT/MRT/kereta cepat atau uangnya hilang karena kemacetan setahun Rp 100 triliun," sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik (SPBE) Dinas Perhubungan Jakarta Zulkifli juga sempat menyampaikan pernyataan yang kurang lebih sama dengan Jokowi. Menurutnya, kerugian Rp 100 triliun itu paling besar didominasi kerugian kesehatan dan waktu hingga Rp 60 triliun.
Sisanya, kerugian terjadi pada biaya operasi kendaraan termasuk biaya bahan bakar yang terbuang karena kendaraan menyala di tengah kemacetan. Jumlahnya bisa mencapai Rp 40 triliun.
"Kerugian Rp 100 triliun itu terdiri dari Rp 40 triliun dari biaya operasi, misalkan bahan bakar, oli, dan lain-lain. Nah yang Rp 60 triliun itu dari travel time, dan juga potensi polusi udara, itu dihitung jadi Rp 60 triliun," kata Zulkifli.
0 Komentar
Tambah Komentar