Pemerintah Perancis diam-diam menambah sahamnya di Renault-Nissan Alliance dari yang semula 15 persen naik menjadi 20 persen karena khawatir tidak bisa lagi mengontrol bisnis Renault. Nissan saat ini masih menjadi pemegang saham terbesar dengan memiliki 45 persen saham. Langkah pemerintah Perancis ini didorong keinginan untuk mengembalikan pusat produksi Renault di kampung halamannya.
Renaut-Nissan di bawah kepemimpinan Carlos Ghosn telah sukses menyehatkan kembali kedua merk beda benua yang sempat terancam bangkrut di akhir ’90-an dengan langkah efisiensi besar-besaran. Langkah yang diambil antara lain dengan mengembangkan platform global yang bisa digunakan untuk beragam varian mobil serta memindahkan basis produksi yang semula hanya di Perancis ke Spanyol, Maroko, Rumania, hingga RRC. Hal ini membuat harga jual mobil Renault lebih kompetitif dibandingkan sebelumnya. Maklum biaya produksi yang tinggi di masa sebelumnya antara lain disebabkan oleh tingginya gaji buruh di Perancis.
Meski Renault kini jauh lebih sehat, Nissan hingga sekarang masih menyumbangkan penjualan terbesar bagi aliansi tersebut. Dari penjualan total secara global sebesar 8,47 juta unit, Renault/Dacia/Samsung hanya memberikan kontribusi sebesar 2,7 juta unit.