Air dan api biasanya tidak pernah akur. Meskipun demikian keduanya harus hadir di mesin mobil. Api diperlukan agar mesin hidup sehingga mobil bergerak. Air mendinginkan mesin agar tetap bisa beroperasi optimal. Meskipun hadir berdua, tapi keduanya tidak pernah bertemu di satu tempat. Api menguasai ruang bakar, air mengalir di pembuluh didalam dinding ruang bakar. Jika bertemu, mesin justru jadi bermasalah. Sesuatu yang dulunya dianggap kontradiktif, kini bisa disatukan. Air dan api bisa bertemu di ruang bakar berkat teknologi baru Direct Water Injection yang dikembangkan BMW. Dan dalam beberapa tahun kedepan, teknologi ini akan digunakan mobil produksi massal BMW. Saat ini teknologi itu dipamerkan di BMW M4 GTS yang baru saja diperkenalkan di Peeble Beach Concours.
Prinsip kerjanya adalah: injector menyemprotkan air bertekanan sangat tinggi ruang bakar pada waktu yang tepat. Semprotan butir-butir air yang sangat halus itu mendinginkan ruang bakar. Akibatnya suhu pembakaran turun dan gejala knocking direduksi. Karena itulah, BMW bisa mengejar rasio kompresi mesin yang lebih tinggi. Karena rasio lebih tinggi maka produksi tenaga lebih besar dan bahan bakar lebih irit. Rasio kompresi mesin yang lebih tinggi biasanya menyebabkan pembakaran bbm yang tidak terkontrol. Bahan bakar sudah terbakar padahal piston belum mencapai puncak (Titik Mati Atas). Kondisi yang memicu timbulnya knocking/nglitik.
Yang paling cocok menggunakan teknologi ini adalah mesin turbo. Mengapa? Karena mesin mendapat tekanan yang lebih besar dari perangkat turbo. Suhu pembakaran antara udara dan bbm jadi lebih tinggi. Peluang pembakaran yang terkontrol semakin besar. Akibatnya gejala knocking rentan terjadi. Akibatnya potensi lahirnya tenaga lebih besar hilang.
Dengan menerapkan teknologi direct water injection itu, gejala knocking bisa direduksi, suhu pembakaran juga bisa dikurangi sebanyak 25 derajad Celcius. Kondisi ini membuka peluang untuk meningkatkan rasio kompresi mesin. BMW mencobanya di mesin tiga silinder 1.5 liter B38 yang dipakai Seri 1. Mesin ini beoperasi dengan rasio 11:1 jauh lebih besar dari sebelumnya, 9.5:1. Rasio kompresi lebih tinggi meningkatkan efisiensi bahan bakar pada putaran roda rendah dan sedang. Untuk penggunaan harian antara 3 – 8 persen lebih efisien, seperti diklaim pabrikan asal Munich ini. Teknologi Direct Injection Water juga ikut membantu menghasilkan tenaga hingga 218 hp.
Air yang diperlukan untuk menyemprot ruang bakar disimpan di tempat penyimpanan berkapasitas 5 liter. Air dialirkan ke filter lalu ke pompa bahan bakar bertekanan tinggi. Disini air dan bahan bakar dicampur. Sensor yang memonitor kecepatan dan suhu mesin akan menentukan takaran air yang pas untuk disemprotkan sesuai dengan kondisi mesin saat itu. Larutan air dan bahan bakar itu disemprotkan langsung ke dalam ruang bakar pada saat yang paling tepat. Hasilnya, suhu ruang bakar akan turun secara dramatis sebelum siklus pembakaran selanjutnya.
Dengan tambahan reservoir baru ini tidak berarti ada satu item lagi yang harus dicek rutin pemilik mobil. BMW mengklaim, pemilik nyaris tidak perlu mengecek ketinggian air untuk Water Injection System. Pada bulan-bulan panas, dan AC sering dipakai, sistem memanfaatkan air sisa kondensasi untuk mengisi reservoir. Jadi pada musim panas, reservoir hampir pasti terisi penuh. Sebaliknya pada musim dingin, kebutuhan air untuk water injection tidak terlalu banyak karena suhu yang dingin membantu suhu tidak berlebihan. Menurut BMW, lima liter air cukup untuk setahun.
Juga tidak usah khawatir beku. Karena saat mesin dimatikan, sistem pompa bertekanan tinggi akan menyedot air keluar dari mesin agar tidak membeku didalam mesin. Air mungkin beku di reservoir, tapi begitu mesin dihidupkan, suhunya akan mencairkan air jauh sebleum mesin membutuhkan semprotan.