Walikota baru London, Sadiq Khan langsung melaksanakan rencana-rencananya untuk menekan polusi di pusat kota London. Salah satunya adalah penerapan Toxic-Charge yang akan efektif berlaku 2017.
Berdasarkan rencana yang dipaparkan walikota muslim pertama itu, pungutan ini akan dikenakan pada mobil-mobil di London selain pungutan congestion yang sudah berlaku saat ini. Dalam rencana ini melibatkan perluasan Ultra Low Emission Zone (ULEZ) secara signifikan yang direncanakan mulai 2020.
Batas emisi akan diumumkan kemudian, namun mobil, sepedamotor dan van yang tidak memenuhi persyaratan akan dikenakan pungutan £12.50 untuk berkendara di kawasan perluasan ULEZ (Ultra Low Emission Zone). Pungutan ini menjadi tambahan pungutan untuk mobil yang masuk ke kawasan pusat London yang sebelumnya sudah dikenakan congestion charge (pungutan jika mobil ke wilayah tertentu di kota).
Polusi udara di London menjadi isu utama pada pemilihan walikota tahun 2016 dan kemenangan Khan salah satunya karena targetnya untuk menurunkan level NOx dan emisi particulate mobil-mobil dan van yang melintas ibukota negara itu. Kepada media lokal, Walikota Sadiq Khan menegaskan, “Saya terpilih dengan mandat yang jelas untuk memperbaiki kualitas udara London, tantangan lingkungan terbesar kita.”
“Dulu, pemerintah kota baru merespon setelah ada kondisi gawat darurat, namun saya ingin bertindak sebelum kondisi gawat terjadi. Oleh karena itu kita membutuhkan kebijakan yang menyeluruh, dan kadang sulit untuk menyelesaikan masalah” Gubernur dan Walikota di DKI Jakarta juga menghadapi persoalan yang sama. Polusi udara yang terus meningkat dan jumlah kendaraan yang terus bertambah. Pungutan-pungutan seperti yang berlaku di London bisa jadi salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan.