Dunia berputar. Yang dulu budak, kini jadi tuan. Perusahaa-perusahaan yang dulu tidak dilirik karena berada di dunia ketiga kini berkembang dahsyat dan menguasai perusahaan-perusahaan papan atas negara maju. Contoh terbaik adalah Tata (India) yang mengendalikan produsen mobil mewah Land Rover Jaguar. Dan bukan cuma Tata.
Contoh lain adalah Geely. Perusahaan otomotif China ini adalah pemilik Volvo Cars, perusahaan otomotif Swedia. Perusahaan yang mungkin tidak banyak yang kenal ini kini sedang menyiapkan model baru yang dibangun dengan teknologi Volvo. Platform yang dipakai adalah Compact Modular Architecture (CMA). Platform terbaru Volvo ini diciptakan untuk mobil-mobil berukuran ringkas, misalnya untuk generasi terbaru Volvo C30.
“Dengan mobil berplatform CMA, Li Shufu, presiden komisaris Geely ingin mengatakan pada dunia bahwa kami siap menembus Eropa dan Amerika Serikat,” menurut sumber yang dikutip Reuters. Dengan platform itu, Geely ingin membangu crossover kecil untuk pasar Amerika Serikat. Tapi sebelumnya menembus pasar Eropa dan China. Edisi pertama dari model ini kemungkinan akan menggunakan teknologi plug-in hybrid.
Pemilihan model dengan teknologi alternatif itu merupakan strategi Geely untuk memantapkan posisi brand-nya dulu. Setelah public mengenal dan mengakui keberadaannya, mereka baru masuk ke pasar utama yang lebih gemuk dan lebih ketat persaingannya, yaitu pasar mobil bensin Eropa. Sukses di sana, mereka akan melompati Atlantik menyerbu Amerika Serikat.
Sebelum menggapai pasar impian Amerika Serikat, Geely harus memastikan crossover yang belum diberi nama itu lahir tepat waktu tahun 2017. Lalu merangkak ke negara-negara Eropa seperti Inggris, Spanyol, Italia, Portugal dan negara-negara Eropa Timur. Geely tidak memasukkan Prancis dan Jerman dalam daftar negara yang dibidik.