https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2bf06abd-88d0-4bf3-a733-8fa2c9f4f227.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/831944fb-4507-4c35-b9b9-aadae232c41f.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/02b60470-ac75-4af3-bec2-a2099244f5ee.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/27342834-e401-4b96-87d1-ad9bde650732.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/5e005e14-d4d3-4900-9f4c-934d500a3f1b.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2bf06abd-88d0-4bf3-a733-8fa2c9f4f227.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/831944fb-4507-4c35-b9b9-aadae232c41f.jpg

Mercedes Kurangi Produksi Mobil Listrik Karena Langkanya Suplai Baterai

27 January 2020

dilihat 175x

Mobilku.com - Daimler terpaksa harus mengurangi target produksi mobil listriknya di tahun 2020. Rencananya Mercedes-Benz akan memproduksi sebanyak 60.000 unit model EQC, tetapi angka tersebut akhirnya diubah menjadi 30.000 unit karena kekurangan suplai baterai dari LG Chem.


Kekurangan suplai baterai ini diakibatkan karena tingginya peminat dari para produsen mobil. Semua produsen mobil harus segera mengurangi emisi karbon dioksida armada mereka. Jika gagal memenuhi target, mereka harus siap menghadapi denda besar. Para produsen telah diberi target individu berdasarkan besar dan ukuran armada kendaraan mereka.


Daimler memiliki emisi armada rata-rata 130,4 gram pada tahun 2018 dan perlu mencapai target 103,1 gram per km pada tahun 2021. Jika Daimler gagal mengurangi emisi karbon dioksidanya, mereka harus menghadapi denda 997 juta Euro (15 triliun Rupiah).


Menurut seorang eksekutif Daimler, salah satu alasan perusahaan tersebut mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan baterai adalah karena Tesla telah membeli perusahaan manufaktur baterai lithium-ion yang bernama Grohmann Engineering. Hal ini menyebabkan masalah bagi Daimler yang sedang gencar meningkatkan produksi armada mobil listrik mereka.

0 Komentar


Tambah Komentar