11 July 2024
dilihat 123x
Mobilku.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbicara soal pengganti bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin yang sedang disiapkan. BBM baru ini kabarnya adalah bioetanol yang disebut lebih bersih untuk lingkungan.
"Kita juga sedang berencana untuk mendorong alternatif pengganti bensin melalui bioetanol. Selain mampu mengurangi kadar polusi udara, tingkat sulfur yang dimiliki bahan bakar alternatif ini juga tergolong rendah. Jika kita mampu melakukan ini, jumlah penderita ISPA bisa kita tekan dan pembayaran BPJS untuk penyakit tersebut bisa kita hemat sampai Rp 38 triliun," tulis Luhut di akun media sosialnya.
Luhut mengatakan pemerintah berencana untuk mendorong bioetanol sesegera mungkin. Bioetanol ini dirancang untuk menggantikan bensin. "Supaya polusi udara ini juga bisa cepat dikurangi. Karena sulfur yang saat ini kan sampai 500 ppm ya. Kita mau sulfurnya itu 50 ppm lah. Nah ini sekarang lagi diproses, dikerjakan oleh Pertamina. Nah kalau ini semua berjalan dengan baik, dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi," ujar Luhut.
Pertamina Bioetanol sebenarnya sudah tersedia dipasaran. Namun kadarnya masih terlalu kecil. Pertamina telah menjual Pertamax Green 95 yang merupakan campuran bahan bakar bioetanol. Bahan bakar ini menggunakan campuran antara Pertamax dengan bioetanol sebanyak 5%.
Pertamina melalui sinergi BUMN bekerja sama dengan PT Energi Agro Nusantara yang merupakan anak usaha PT Perkebunan Nusantara X untuk menyediakan bahan baku bioetanol dari molases tebu yang diproses menjadi etanol fuel.
Bioetanol adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang diproduksi dari berbagai tumbuhan, seperti tebu, kentang, singkong, maupun jagung.
Lantaran bioetanol terbuat dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan kimia ini termasuk ramah lingkungan (green chemicals, biodegradable, emisi ramah lingkungan) karena terbuat dari bahan-bahan alam yang edible maupun non-edible.
Hasil pembakaran bioetanol menghasilkan CO2 yang dapat dimanfaatkan juga oleh tanaman, sehingga bioetanol sangat menjanjikan sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan.
0 Komentar
Tambah Komentar