Jeep meraih popularitasnya setelah terbukti menjadi kendaraan serbaguna yang bisa diandalkan selama Perang Dunia II. Kombinasi mesin bandel dan bobot ringan membuat kendaraan disukai diseluruh dunia. Seiring waktu, peran Jeep digantikan merek lain. Yang terakhir adalah Humvee yang menorehkan namanya di palagan Afghanistan hingga Iraq.
Humvee sendiri dinilai sudah uzur dan Departemen Pertahanan Amerika sudah mengumumkan penggantinya, Joint Light Tactical Vehicle (JLTV) untuk menggantikan kendaraan angkut militer pasukan AS, Humvee. Mobil buatan Oshkosh ini akan digunakan Angkatan Darat dan Marinir. Jumlah yang akan dibeli mencapai 55.000 unit hingga 2040. Nilai kontraknya sangat menggiurkan, USD 6,7 miliar (hampir Rp 92 triliun, lebih mahal dari ongkos pembangunan jaringan kereta api cepat Jakarta-Bandung).
Hendrick Dynamics juga mencoba peruntungan mendapatkan kontrak gurih seperti itu. Perusahaan asal Charlotte, Amerika Serikat ini menawarkan kendaraan militer berbasis Jeep Wrangler dengan label Hendrick Commando. Mesin bensin standar Pentastar V6 3,6 liter digantikan mesin diesel 4 silinder 2,8 liter buatan VM Motori. Alasannya, mesin Italia ini tidak manja, bisa mengonsumsi bahan bakar berkualitas buruk hingga bahan bakar jet JP-8.
Angkatan Darat Amerika Serikat memang membutuhkan kendaraan ultra-ringan untuk mendukung Global Response Force (pasukan gerak cepat AD). Hendrick Dynamics bekerjasama ddengan BAE System untuk mengembangkan Jeep Wrangler versi militer ini.
Jeep Wrangler dibandingkan kendaraan legendaris Humvee memiliki beberapa kelebihan antara lain harga yang lebih murah, lebih ringan karena tanpa bodi anti peluru, serta lebih kompak untuk diangkat dengan helikopter ke daerah terpencil.
Hendrick Performance telah membuat 14 purwarupa antara lain Commando 2 berbasis Wrangler (sasis pendek), Commando 4 berbasis Wrangler Unlimited, dan pikap Commando S. Kendaraan ini dirancang dengan sistem modular yang memudahkan instalasi beragam persenjataan mulai senapan mesin hingga rudal anti tank. Negosiasi dengan Angkatan Darat Amerika Serikat dikabarkan sedang berlangsung untuk menggolkan rencana tersebut.