https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/3219f4a1-dfb2-493b-9a6a-0c7f7dacf877.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/3219f4a1-dfb2-493b-9a6a-0c7f7dacf877.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/3219f4a1-dfb2-493b-9a6a-0c7f7dacf877.jpeg

Gaya Google atau Carnegie

10 March 2015

dilihat 85x



Masa depan transportasi ada di mobil tanpa pengemudi (autonomous car). Pertanyaan besarnya, bagaimana memandu mobil-mobil itu, dengan peta atau tanpa peta. Saat ini kedua pendekatan itu memiliki keterbatasan. Pada dasarnya semua mobil swakemudi ini membutuhkan peta elektronik untuk memandu sekaligus memposisikan dirinya di jalanan. Semakin detail peta yang dipakai, semakin presisi mobil bergerak. Sayangnya, menyiapkan peta presisi butuh biaya sangat tinggi dan waktu yang lama.

Google adalah contoh perusahaan yang membangun teknologi mobil swakemudi berbasis peta. Google membangun informasi peta yang sangat detail dan luas lewat program Google Maps. Peta elektronik yang dikembangkannya sangat detail sehingga bisa mencatat setiap tikungan, setiap persimpangan, setiap lampu lalulintas bahkan rambu-rambu. Namun sedikit sekali perusahaan yang memiliki sumberdaya untuk membangun peta seperti itu. Salahsatunya adalah Nokia mengembangkan peta 3D detail Here yang bisa digunakan produsen mobil mengembangkan petanya sendiri. Namun mobil berbasis peta, punya kekurangan. Begitu kondisinya berubah, mobil akan mengalami kesulitan. Itulah sebabnya, prototype mobil swakemudi Google dilengkapi pemindai laser diatapnya untuk mendeteksi objek-objek y ang tidak terdapat di peta.

Raj Rajkumar, pakar self-driving car di Carnegie Mellon University mengatakan, teknologi berbasis peta memang pas untuk Google yang memiliki semua kemampuan yang dibutuhkan. “Google memiliki kemampuan untuk mengumpulkan semua informasi itu. Kami tidak memiliki kemampuan itu. Jadi kami harus kreatif,” kata Rajkumar, yang berhasil membangun mobil tanpa kemudi berbasis Cadillac. Mobil mewah itu dilengkapi radar, kamera video dan enam pemindai laser. Uji coba tahun 2013 berhasil menjalankan mobil itu sejauh 53 km tanpa bantuan manusia ataupun peta 3D.

“Mobil berbasis peta memungkinkan mobil bergerak akurat di kawasan yang terkontrol, dimana tidak banyak terjadi perubahan,” kata Dirk Langer, chief technology officer ASCar yang memproduksi sensor-sensor kendaraan tanpa pengemudi. Kalangan kampus lebih memilih menggunakan sensor daripada peta tiga dimensi. Sehingga mobil bisa menavigasi dirinya sendiri. Namun sekarang teknologi sensor baru menghandle 90 persen kondisi jalan, artinya pengemudi belum bisa melepas 100 persen.

Pendatang baru seperti Apple dan Uber bisa mengambil jalur yang berbeda. Mereka membangun teknologi yang tidak memerlukan peta Uber yang memiliki layanan rideshare bekerjasama dengan Carnegie Mellon University untuk focus mengembangkan self-driving cars. Produsen mobil listrik Tesla Motors Inc. juga sedang mengembangkan mobil dengan teknologi ini. Sementara produsen mobil seperti General Motors dan Nissan Motor Co. juga menyiapkan teknologi ini untuk digunakan di model-model masa depan.

Meskipun perusahaan –perusahaan papan atas dari Silicon Valley ambil bagian dalam pengembangan mobil swakemudi, namun masih butuh bertahun-tahun sebelum mobil ini lalu-lalalang di jalanan.Selain hambatan teknologi, juga ada problem regulasi dan aspek hukum yang harus dibereskan.

0 Komentar


Tambah Komentar