https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/37a9ceb4-b42f-47d2-bf83-8bca42bbd60b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a239694b-4a2b-4422-9d74-70cca993039b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/bc44d19b-50a6-4eff-ad04-4329f4b27052.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/30d909ab-0b34-4416-9888-fabee8b9d0fe.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/09e0bfb8-4242-419c-934b-067d7ad55a59.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/37a9ceb4-b42f-47d2-bf83-8bca42bbd60b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a239694b-4a2b-4422-9d74-70cca993039b.jpeg

EV Harus Tempuh 90.000 KM Untuk Jadi Lebih Ramah Lingkungan Dari Mobil Konvensional

18 December 2023

dilihat 101x

Mobilku.com - Sebuah studi independen terbaru dari Jerman menemukan bahwa sebuah EV ternyata tidak benar-benar ramah lingkungan. Pasalnya, setiap EV yang diproduksi dari pabrik yang tidak ramah lingkungan, EV tersebut harus berjalan setidaknya 90.000 km untuk melunasi hutang produksinya.


EV baru benar-benar bisa membersihkan bumi ketika mereka berjalan lebih dari 200.000 km setiap masa hidupnya. Dr. Joachim Damasky yang merupakan ketua riset tersebut mengatakan bahwa saat ini, jarang sekali pabrik EV yang sudah 100 persen green energi. Semua prosesnya, masih sangat kotor, mulai dari pembuatan baterai hingga perakitan.


Setelah menempuh jarak 200,000 km, sebuah kendaraan listrik akan menghasilkan 24,2 ton emisi CO2, ini lah dimana saat mereka mulai membersihkan bumi. Sebagai perbandingan, kendaraan diesel menghasilkan emisi sebesar 33 ton, atau 36 persen lebih kotor dan banyak. Sementara untuk kendaraan hybrid plug-in, mobil ini diperkirakan mengeluarkan 24,8 ton CO2, atau sekitar 0,6 ton lebih banyak dari kendaraan listrik.


Meskipun kehadiran EV terlihat lebih baik, namun secara aspek lingkungan, banyak hal yang masih harus diperbaiki. Misalnya, jika satu unit EV di charge menggunakan energi yang bersumber dari bahan bakar fosil, diperlukan waktu 160.000 km untuk menjadi lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan mobil pembakaran internal.


“Kita perlu melihat produksi, durasi, dan pembuangan emisi gas rumah kaca dalam penilaian siklus hidup. Oleh karena itu, kita memerlukan lebih banyak produksi baterai buatan Jerman, daur ulang baterai yang lebih baik, dan perluasan energi terbarukan yang pesat,” ujar Damasky.


Lantas, apa solusi untuk membuat mobilitas yang lebih bersih? Dr. Joachim Damasky menegaskan setidaknya ada beberapa rekomendasi yang harus diperhatikan oleh industri transportasi. 


Pertama, laporan ini menyoroti pentingnya jaringan listrik ramah lingkungan. Kedua, produksi baterai kendaraan listrik harus mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, dan memproduksinya secara lokal akan membantu mengatasi hal tersebut, begitu pula dengan mendaur ulangnya.


Hal ini juga menunjukkan adanya optimisme terhadap penggunaan bahan bakar elektronik dan mendorong penerapan PHEV. Terakhir, mereka merekomendasikan peningkatan transportasi publik seperti trem dan kereta api untuk wilayah perkotaan.




0 Komentar


Tambah Komentar