Produsen kamera papan atas, Hasselblad yang memimpin dalam teknologi kamera foto udara (aerial camera) menjual sebagian kecil sahamnya kepada perusahaan pembuat drone asal China, SZ DJI Technology Co. Ltd. Penjualan itu digambarkan menguntungkan kedua belah pihak. Hasselblad mendapat suntikan dana segar untuk investasi produk baru masa depan. Produsen China mendapat teknologi Hasselblad sekaligus memperkuat posisinya di pasar aerial-photography, baik untuk pembuatan film maupun suvei udara.
Beberapa waktu lalu CEO Hasselblad Perry Oosting sudah mengisyaratkan bahwa di masa depan Hasselblad tidak hanya menjual kamera medium format tapi juga mengincar kue manis di segmen DSLR hingga kemera poket. Dia jelas-jelas ingin memperluas basis konsumennya dengan memperluas pilihan produk-produk baru. Strategi ini jelas membutuhkan investasi tidak sedikit. Dana segar itu datang dari DJI. DJI yang gerbasis di Shenzen merupakan perusahan pembuat drone penting dunia. Perusahaan yang dilaporkan nilainya mencapai USD 10 miliar itu melakukan ekspansi besar-besaran di segmen komersial maupun consumer. Mereka mengklaim menguasi lebih dari 70% penjualan drone. Menurut angka yang dikutip Reuters, perusahan yang didirikan Frank Wang ini mengincar volume penjualan lebih dari USD 1 miliar pada tahun ini.
Keunggulan DJI salah satunya karena ongkos produksi yang jauh lebih murah di bandingkan rival-rivalnya di Eropa maupun Amerika Serikat. Perusahaan ini juga mendesain agar seluruh proses produksinya berjalan efektif tanpa hambatan. Produk produknya dirancang mudah digunakan sehingga disukai konsumen. Dan yang tidak bisa diabaikan, seluruhp enjualannya mengandalkan jaringan online, sehingga perusahan bisa menekan ongkos terkai penjualan seminimal mungkin.
Frank Wang yang juga CEO DJI pernah menjelaskan tujuan perusahaannya yaitu menawarkan platform teknologi untuk keperluan pembuatan film, pertanian, konservasi lingkungan, proses SAR, pemetaan, dan lainnya. Hasselblad memiliki nama besar yang sudah bertahan puluhan tahun. Kamera yang dibawa Apollo ke angkasa ini memiliki kemampuan dalam menghasilkan gambar-gambar aerial yang sangat detail. Mereka juga memiliki teknologi optic jempolan, sekaligus kemampuan menciptakan software mumpuni untuk mengolah gambar. Barangkali itulah yang menyebabkan perusahaan drone China yang ambisius itu mengincar teknologi perusahaan kamera Swedia ini.