03 August 2024
dilihat 147x
Mobilku.com - Hampir semua negara besar seperti Amerika Serikat (AS) pasti punya peta jalan yang mengarah ke totalitas mobil listrik pada level tertentu. Namun unikinya, salah satu kandidat presiden AS, Donald Trump, menyampaikan pendapat yang kurang setuju atas hal ini.
Trump yang berasal dari Partai Republik menyatakan dia menentang keharusan semua orang membeli mobil listrik. Pernyataan ini secara sadar dia gaungkan walau mendapat dukungan kuat dari Elon Musk, yang merupakan CEO produsen mobil listrik terbesar di AS, Tesla.
"Elon Musk mendukung saya dan dia adalah teman saya, tetapi saya menentang semua orang memiliki mobil listrik," ucap Trump saat berbicara di konferensi National Association of Black Journalist di Chicago.
Trump mengindikasikan masyarakat bebas menentukan pilihan mobilnya sendiri, apakah itu konvensional, hybrid atau lainnya. Dia juga mengingatkan AS punya cadangan minyak bumi berlimpah, yang merupakan bahan dasar pembuatan bahan bakar minyak (BBM).
"Jika Anda ingin mobil hybrid atau mobil berbahan bakar bensin kita punya lebih banyak bensin, emas cair, di bawah kaki kita daripada negara mana pun. Lebih banyak daripada Arab Saudi, lebih banyak daripada Rusia. Saya ingin menggunakan apa yang kita punya, saya ingin menurunkan harga dan biaya," kata Trump.
Komentar Trump ini seolah melawan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Joe Biden. AS telah menerbitkan regulasi yang menetapkan target penjualan mobil listrik bisa mencapai 35 sampai 65 persen dari total penjualan mobil baru pada 2032.
Sikap Trump atas industri mobil listrik seperti ini bukan terlontar kali ini saja. Sebelumnya, pada September 2023, Trump mengklaim bahwa mandat totalitas mobil listrik dari Biden merupakan pembunuhan pada pekerjaan dan industri.
Pada Maret lalu dia sempat mengatakan mau menetapkan tarif 100 persen untuk mobil merek China buatan Meksiko yang masuk ke AS. Hal ini akan dia laksanakan bila terpilih menjadi presiden lagi.
Pemilihan umum presiden AS akan dilakukan pada 5 November. Warga AS akan memilih presiden AS yang ke-60 dengan jadwal pelantikan pada 20 Januari 2025. Trump bakal bersaing dengan Kamala Harris, Wakil Presiden AS saat ini, yang didorong Partai Demokrat usai Biden mengundurkan diri dari bursa kandidat presiden.
0 Komentar
Tambah Komentar