Isu keamanan siber bukan hanya memusingkan perusahaan otomotif ‘tradisional’ tapi juga yang identik dengan perusahaan teknologi canggih semacam Tesla. Sekelompok peneliti yang bekerja untuk laman Wired berhasil menemukan beberapa celah rawan di sedan Tesla Model S. Para peneliti membutuhkan waktu dua tahun untuk menemukan celah yang potensial dimanfaatkan peretas. Dalam rentang waktu itu, mereka berhasil menemukan enam celah yang rawan. Salah satu mengharuskan ada akses fisik ke sistem komputer mobil listrik itu.
Dengan akses fisik semacam itu, peneliti bisa menghidupkan mobil dan mengendalikannya. Pada saat yang bersaman, mereka juga bisa menanamkan Trojan yang bisa memfasilitasi peneliti untuk memanipulasi beberapa fungsi termasuk mematikan mobil saat orang lain mengendarainya.
Pada peneliti menyebutkan secara umum, keamanan sedan Tesla sangat bagus. Mereka juga memuji sikap perusahaan pimpinan Elon Musk itu yang sigap menyiapkan program untuk memperbaiki celah yang rawan itu. Konektifitas Tesla memang rawan di susupi peretas, namun juga memudahkan Tesla untuk memperbaiki sistemnya secara online, cepat dan senyap. Tidak perlu ada program recall besar-besaran yang diliput media secara besar-besaran.
Lobang bisa ditutup secara efektif sebelum orang lain diluar time riset dan perusahaan menyadari. Kontras dengan pengalaman pemilik Fiat Chrysler Automobile yang harus menjalani proses recall. Dibengkel mekanik akan menyolokkan USB untuk ke onboard system untuk menambal celah rawan.